Sarjana Kok Nganggur, Ada Apa?

Di jaman pendidikan untuk smeua orang, sampai lulusan S2 pun tumpeh tumpeh seperti sekarang ini, banyak yang mengeluh mereka belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan. Jika lulusan S2 saja ada yang nganggur, apalgi yang lulusan S1, lebih banyak lagi tentunya.

Menurut saya tidak ada sebab tunggal tentang hal tersebut. Hal tersebut terlalu kompleks untuk digambar dengan singkat dan sederhana, karea ada banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain: 

1. Pertumbuhan ekonomi kurang. Pada 2016, tiap 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya dapat menyerap 110.000 tenaga kerja. Angka ini jauh jika dibandingkan dengan 2011, di mana tiap 1 persen pertumbuhan ekonomi 1 bisa menyerap 225.000 tenaga kerja. sumber https://www.aa.com.tr/id/ekonomi/pertumbuhan-ekonomi-tidak-serap-tenaga-kerja/961829
2. Angkatan kerja naik terus seriing bertambahnya jumlah penduduk. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2018 tercatat sebesar 7 juta orang atau setara 5,34% dari total angkatan kerja yang sebanyak 131,01 juta orang. sumber detik.com 
3. Lowongan kerja yang bersifat padat karya kurang. Pertumbhan sektor usaha yang melebihi pertumbuhan ekonomi rata rata dikuasai sektor teknologi, perbankan, dan telekomunikasi yang padat modal, bukan padat karya.
4. Kurangnya kewirausahaan. Sepertinya faktor pendidikan dan mental yang memang banyak mengarah menuju pegawai dan PNS. Menjadai Pegawai dan PNS itu tidak salah, tetapi harus diingat bahwa lowongan kerja dan PNS itu jumlahnya terbatas, sehingga harus digalakkan kewirauhaan agar bisa membuka lowongan kerja baru untuk orang lain.
5. Pilih pilih pekerjaan dan gengsian. Maunya kerja enak gaji tinggi. Ini penyakit yang cukup akut di dunia kerja kita, mungkin disebabkan olehnya kurangnya skill, daya saing dan etos kerja. Kalau cuman ingin kerja enak dan digaji tinggi, semua juga pengin. Masalahnya siapa yang mau menerima dan menggaji, mungkin di perusahaan keluarganya sendiri.

Bagikan Artikel ini