Lahir Ketika Jaman Bidan Bayi Masih Populer
Saya termasuk generasi yang proses kelahirannya dibantu oleh dukun bayi. Kalau jaman sekarang di kampung saya sudah tidak ada lagi uang kelahirannya dibantu dukun bayi. Minimal bidan desa, meski banyak juga yang di klinik atau rumah sakit di kota terdekat.
Saat saya lahir, sebenarnya listrik sudah masuk desa dan angkutan umum sudah banyak bahkan di kampung saya ada 1 warga yang berprofesi sebagai bidan, tapi kenyataannya warga masih terbiasa dengan dukun bayi untuk membantu kelahiran.
Bahkan adik saya yang lahir 5 tahun kemudian saja masih dibantu dukun bayi untuk proses kelahirannya, meski saya ingat pernah menemani ibu saya ke tetangga yang bidan.
Padahal dukun bayi tersebut, namanya Mbah Pon, rumahnya beda desa/kampung dan melewati kebun yang gelap, licin serta angker (bukan bir) dan jalan naik turun (bukan roller coaster), karena kampung saya di lereng gunung. Butuh lebih dari 1 jam jika berjalan kaki, jadi jika berangkat jam 8 malam untuk menjemputnya, paling cepat 10 malam Mbah Pon baru datang.
Saya lahirnya sekitar jam 1 malam dan pagi harinya adik ayah saya berangkat sebagai TKW ke Jakarta terus ke Arab Saudi dan pulang sekitar 5 tahun kemudian. Pas banget bukan, jadi bulik saya masih sempat saya pas orok.
Belum ada Komentar untuk "Lahir Ketika Jaman Bidan Bayi Masih Populer"
Posting Komentar
Mohon isi komentar HANYA terkait dengan artikel yang di bahas di halaman ini. Di larang memberikan link aktif (kami akan menghapusnya dan melaporkan sebagai spam jika anda melanggar)