Menjadi Jembatan Lintas Generasi
Terkadang dalam hidup, kiat mengalami dilemma atau sulit membuat pilihan diantara dua opsi. Salah satu hal yang berpengaruh dalam cara berpikir dan menentukan pilihan keputusan dalam hidup adalah nature dan nurture.
Saya sadar bahwa tidak semua nasehat dan pengalaman orang tua saya masih sesuai untuk anak saya, karena perbedaan kebutuhan jaman, tetapi saya rasa banyak hal yang masih layak untuk dipertahankan. Hingga hari ini anak saya masih saya ajarkan bahasa Jawa sebagai bahasa pertama. Jika libur panjang, ketika di kampung anak saya pun saya beri kebebabasan yang tidak mungkin saya berikan di kota, karena berbeda kultur dan keamanan lingkungan tentunya.
Dalam mendidikan anak, dalam beberapa hal, saya lebih galak daripada orang tua saya, misal jika anak saya tidak tertib dan disiplin , saya tidak segan gunakan cara keras sebagai shock terapy. Padahal orang tua saya tidak melakukan hal tersebut ke saya. Sebaliknya, dalam beberapa hal, saya sangat bebas dan longgar, misal dalam hal yang berkaitan dalam pengembangan diri dan pengalaman hidup, saya memberikan banyak kelonggaran, tentu saja dengan tetap memperhatikan keamanan. Misal, anak saya ketika sandal jepitnya putus, dan tetap ingin memakainya dengan diberi jarum di bawahnya, untuk saya tidak masalah. Tetapi hal tersebut dianggap memalukan bagi orang tua saya. Dan masih banyak lagi sebenarnya.
Hidup di kampung banyak memberikan pengalaman bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain dan baigaman berinteraksi dengan alam. Sedang hidup di kota mengajari saya untuk bagaimana mencari pengidupan yang lebih baik dan hidup secara kompetitif. Saya rasa hal tersebut bukanlah berlawanan, justru bisa dikombinasikan dan slaing melengkapi.
Saya sadar bahwa tidak semua nasehat dan pengalaman orang tua saya masih sesuai untuk anak saya, karena perbedaan kebutuhan jaman, tetapi saya rasa banyak hal yang masih layak untuk dipertahankan. Hingga hari ini anak saya masih saya ajarkan bahasa Jawa sebagai bahasa pertama. Jika libur panjang, ketika di kampung anak saya pun saya beri kebebabasan yang tidak mungkin saya berikan di kota, karena berbeda kultur dan keamanan lingkungan tentunya.
Dalam mendidikan anak, dalam beberapa hal, saya lebih galak daripada orang tua saya, misal jika anak saya tidak tertib dan disiplin , saya tidak segan gunakan cara keras sebagai shock terapy. Padahal orang tua saya tidak melakukan hal tersebut ke saya. Sebaliknya, dalam beberapa hal, saya sangat bebas dan longgar, misal dalam hal yang berkaitan dalam pengembangan diri dan pengalaman hidup, saya memberikan banyak kelonggaran, tentu saja dengan tetap memperhatikan keamanan. Misal, anak saya ketika sandal jepitnya putus, dan tetap ingin memakainya dengan diberi jarum di bawahnya, untuk saya tidak masalah. Tetapi hal tersebut dianggap memalukan bagi orang tua saya. Dan masih banyak lagi sebenarnya.
Hidup di kampung banyak memberikan pengalaman bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain dan baigaman berinteraksi dengan alam. Sedang hidup di kota mengajari saya untuk bagaimana mencari pengidupan yang lebih baik dan hidup secara kompetitif. Saya rasa hal tersebut bukanlah berlawanan, justru bisa dikombinasikan dan slaing melengkapi.
Belum ada Komentar untuk "Menjadi Jembatan Lintas Generasi "
Posting Komentar
Mohon isi komentar HANYA terkait dengan artikel yang di bahas di halaman ini. Di larang memberikan link aktif (kami akan menghapusnya dan melaporkan sebagai spam jika anda melanggar)